Kamis, 07 September 2017

Kisah Pemuda dan Batu Berlubang



Dikisahkan pada zaman dulu ada seorang pemuda yang masih belajar di sebuah madrasah. Dia terkenal sebagai murid yang rajin, namun juga dikenal sebagai murid yang bodoh dan selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Bahkan dia juga sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah diajarkan oleh gurunya di sekolah, hingga akhirnya membuatnya patah semangat.

Dalam keadaan frustasi, dia pun memutuskan untuk pulang ke rumah meninggalkan sekolahnya. Di tengah perjalanan pulang, dalam kegundahan hatinya meninggalkan sekolahnya, hujan pun turun dengan sangat lebatnya, memaksa dirinya untuk berteduh di dalam sebuah gua. Ketika berada di dalam gua pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia pun terkejut.

Dia pun bergumam dalam hati, "sungguh sebuah keajaiban". Melihat kejadian itu dia pun merenung, "bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan setetes air". Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus. Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun kerasnya sesuatu jika ia diasah terus menerus maka ia akan menjadi lunak. "Batu yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala saya yang tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala saya pasti bisa menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan ketekunan, rajin dan sabar", begitu gumamnya.

Sejak saat itu semangatnya pun kembali tumbuh dan dia memutuskan untuk kembali ke sekolahnya dan menemui Gurunya serta menceritakan peristiwa yang baru saja ia alami. Melihat semangat tinggi yang terpancar di jiwa pemuda itu, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid di sekolah itu.

Sejak saat itu perubahan terjadi dalam diri sang pemuda. Dia pun menjadi murid yang tercerdas dan melampaui teman-temannya yang telah menjadi para Ulama besar. Pemuda itu akhirnya menjadi ulama tersohor dan memiliki banyak karya kitab-kitab terkenal.

Pemuda itu adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah yang berasal dari Al-Asqalan. Namun beliau lebih masyhur dengan julukan Ibn Hajar Al Asqalani. Ibnu Hajar sendiri berarti anak batu sementara Asqalani adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, dekat Ghuzzah. Karya-karya beliau yang terkenal di antaranya: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.

Seorang manusia biasa yang sedang memperbaiki diri.


EmoticonEmoticon